Senin, 08 September 2014

Report Sosiologi Komuikasi Masa 1

Materi Pengantar Ke Studi Komunikasi
Ø  Fase Rhetorika Yunani (abad ke-5 SM)
Fokus : proses pernyataan manusia, Fase yunani ilmu ini dinamakan “rhetorike” pelopornya Georgias (480-370 SM) sebagi seni berbicara untuk kemenangan;  Protagoras (500-432) sebagai keindahan bahasa; Socrates (469-399) demi kebenaran melalui dialog, puncak retorika Yunani terjadi pada masa Demosthenes sebagai kemahiran berbicara di depan umum dan Aristoteles pembuktian maksud pembicaraan melalui upaya menampakan pembuktian (logika).

Ø  Fase Rhetorika Romawi
Dikembangkan oleh Marcus Tulius Cicero (106-43 SM), bukunya Oratore. Fokus : sistematika retorika pada dua tujuan pokok  yakni suasio (anjuran), dan dissuasio (penolakan).
Tujuan : menyadarkan publik tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat, perundangan-undangan dan keputusan yang akan diambil

Ø  Fase Publisistik
Embrio : Gaius Julius Caesar (100-44 SM) mempelopori Acta Diurna cikal-bakal jurnalistik, penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg (1400-1468).Kemunculan Surat Kabar Pertama “
Avisa Relation Order Zeitung” (1609). Dikenal Science of the Press (Zeitungwissenschaft) abad ke 19. Prof.Dr. Karl Bucher dianggap sebagai Bpk ilmu publisistik karena pertama kali mengajarkan di universitas Bazel kemudian di Univ Leipzig.

Ø  Fase Communication Science
Awalnya : Joseph Pulitzer (1903) memiliki gagasan school of journalism didukung oleh Charles Eliot (Harvard) dan Nicholas Murray Butler (Columbia) dikenalah mass media communication. Dilakukan penelitian lanjutan oleh : Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Wilbur Schramm, Everett M Rogers dll, disimpulkan bahwa komunikasi massa hanya satu diantara beberapa dimensi lain proses komunikasi. Sehingga ilmu tentang itu berubah menjadi communication science.
1960, Carl I Hovland dalam karyanya “Social Communication” memunculkan istilah “science of commmunication” dengan definisi sebagai : “suatu upaya sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap”
1967, terbit buku “The Communicative Arts of Sciences of Speech” ditulis Keith Brooks memperkenalkan istilah communicology. Istilah yang jg digunakan oleh Joseph A Devito. Definisinya : studi tentang ilmu komunikasi secara khusus berkaitan dengan komunikasi oleh dan diantara manusia
Para Perintis
·         Charles Cooley (sosiolog)
·         Walterlippman (wartawan)
·         Sapir (Antropolog)
·         Whrof (Linguis)
·         Wiener dan Shannon (cybernetic Scientist)
·         Newcomb, Osgood, Klapper, Katz dll (Psikolog)
·         Pool, Lasswell (Political Scientist)
·         Boulding (ekonom), dll.

The Founding Fathers
·         Harold D Lasswell (Illinois, Amerika serikat) karya monumentalnya :”Propaganda and Communication in wolrd History”
·         Kurt Lewin (Jerman), pemikirannya mengenai “gatekeeping”, “group dynamic”, “consistency Theory” mempengaruhi Festinger “Cognitive Dissonance”, New Comb “A-B-X Model” dll.
·         Paul Lazarsfeld (Wina), kontribusi nyatanya misal peneilitian tentang “Limited effect”
·         Carl Hovland (AS) : Karyanya antaralain “Communication and Persuasion”
·         Wilbur Schramm : yang disebut Everret M Roger sebagai “institulizerof communication research

Lingkup Komunikasi

Bidang Komunikasi
·         Social communication
·         Organizational Communication
·         Business Communication
·         Political Communication
·         Internasional Communication
·         Intercultural Communication
·         Development Communication
·         Tradisional Communication

1.    Sifat Komunikasi
·         Komunikasi Verbal : 
Oral comm; written comm
·         Komunikasi Non verbal :
Kial/gestural comm;
Pictorial comm
·         Komunikasi tatap muka (face-to-face comm)
·         Komunikasi Bermedia (mediated comm)
Tatanan Komunikasi
  • Personal Communication : intrapersonal, interpersonal
  • Group Communication : small group comm (ceramah, forum, simposium, seminar, brainsorming) large group comm (Public Speaking)
  • Komunikasi Massa : Printed mass media comm; electronic mass media comm
  • Medio Comm : surat, telpon, pamflet, poster, spanduk dll.
Tujuan Komunikasi
-          To change opinion (untuk merubah opini)
-          To change the behavior (untuk merubah perilaku)
-          To change attitude (untuk merubah sikap)
-          To change society (untuk merubah masyarakat)
Fungsi Komunikasi
Informasi,  Pendidikan, Hiburan, Sebagai alat untuk mempengaruhi
Teknik Komunikasi
Informative comm, Persuasive com, Pervasive comm, Coesive comm, Instructive comm, Human relations.

 Metode Komunikasi
Komunikasi sebagai aksi (model linear), Komunikasi sebagai interaksi (model interaksional), Komunikasi sebagai transaksi.
Bidang komunikasi itu sendiri terbagi 8, yakni :
o    Komunikasi Sosial (Social Communication)
o    Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
o    Komunikasi Bisnis (Business Communication)
o    Komunikasi Politik (Political Communication)
o    Komunikasi International (International Communication)
o    Komunikasi Antar Budaya  (Intercultiral Communication)
o    Development Communication
o    Tradisional Communication

Tradisi Komunikasi
1)      Tradisi Sosio Psikologis: komunikasi sebagai pengaruh interpersonal.
2)      Tradisi Sibernetik: komunikais sebagai pemrosesan informasi.
3)      Tradisi Retorika: komunikasi sebagai berbicara menarik di depan publik.
4)      Tradisi Semiotika: komunikais sebaga proses berbagai arti melalui isyarat.
5)      Tradisi Socio-Cultural: komunikasi sebagai pembuatan dan pengembangan realitas sosial.
6)      Tradisi Kritikal: komunikasi sebagai cerminan wacana ketidakadilan.
7)      Tradisi Fenomenological: komunikasi sebagai dialog pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain.





Senin, 21 April 2014

TUGAS REPORT 5

MUHAMMAD IBN ZAKARIA AL-RAZI
       Abu Bakr Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya al-Razi lahir di Rayy, pada tanggal satu sya’ban tahun 251 H/865 M. Di kota kelahirannya, al-Razi terkenal sebagai dokter. Karena itu, ia memimpin rumah sakit di Rayy ketika Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi Gubernur Rayy dari tahun 290-296 H/902-908 M. Al-Razi adalah orang yang murah hati, sayang kepada pasiennya. Ia selalu menggunakan waktunya untuk menulis dan belajar yang membuat penglihatannya berangsur-angsur melemah dan akhirnya menjadi buta. Al-Razi meninggal dunia pada 5 sya’ban 313 H/27 Oktober 925.  Al-Razi belajar ilmu kedokteran kepada ‘Ali ibn Rabban al-Thabari dan ia belajar filsafat kepada al-Balkhi.
       Al-Razi di kenal memiliki lawan lawan mengenai teori mereka adalah sebagai berikut:
1.      Abu al-Qasim al-Balkhi, ia berbeda dengan al-Razi mengenai waktu.
2.      Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, ia berbeda dengan al-Razi mengenai teori kesenangan.
3.      Abu Hatim al-Razi adalah lawan paling penting karena banyak pendapat-pendapat al-Razi mengenai kenabian dan agama yang di tulis dalam buku A’lam al-Nubuwwah.
4.      Ibn Tammar, ia memilki perbedaan dengan al-Razi mengenai teori materi dan atmosfir bawah tanah.
       Ahmad ibn al-Thayyib al-Sarakhsi, beliau adalah senior al-Razi yang bertentangan mengenai rasa pahit.
       Buku-buku al-Razi sangat banyak . Dia bahkan mempersiapkan katalog untuk buku-buku yang di tulisnya. Yang di temukan: 118 buku, 19 surat, 4 buku, 6 surat, dan satu maqalah, jumlah seluruhnya 148 buah.
       Buku buku tersebut di kelompokkan sebagai berikut: a) tentang ilmu kedokteran, b) ilmu fisika, c) logika, d) matematika dan astronomi, e) komentar, ringkasan, dan ikhtisar, f) filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesa, g) metafisika, h) teologi, i) alkimia, j) atheisme, k) campuran. Tentang buku-buku filsafat, di antaranya:
1.     Al- Tibb al-Ruhani
2.     Al-Shirat
3.     Amarat Iqbal al-Daulah
4.     Kitab al-Ladzdzah
5.     Kitab al-Ilm al-Ilahi
6.     Maqalah fi ma ba’d al-Tabi’ah
           
 Al-Syukuk ‘ala Proclus
Filsafatnya antara lain :

1.   Metode
       Al-Razi adalah seorang rasional murni. Ia mempercayai hanya akal, di bidang kedokteran, studi klinis yang dilakukannya telah menghasilkan metode yang kuat tentang penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen.

       2. Metafisika
       untuk memulai menerangkan metafisika al-Razi, pertama harus melalui risalah kecil tentangnya: Maqalah li Abi Bakr Muhammad Ibn Zakariya al-Razi fi ma ba’d al-Tabi’ah.
       Tampaknya pengarang ingin menolak semua ajaran nyang beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan penciptaan, dengan menunjukkkan kontradiksi-kontradiksi ajaran-ajaran itu.  Menurt Al-Razy ada 5 kekalan menurutnya yaitu Tuhan, Ruh, Materi, Ruang, Waktu.
       Al-Razi adalah seorang yang bertuhan tetapi ia tidak mempercayai wahyu dan kenabian. Al-Razi membantah kenabian dengan alasan sebagai berikut :
·         Akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang berguna dan tidak berguna.
·         Tiada pembenaran bagi pengistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang.
·         Para nabi saling bertentangan.

Ia memberikan alasan  berikut untuk pengikatan manusia kepada agama :
a.    Meniru dan kebiasaan
b.   Kekuasaan ulama yang mengabdi negara
c.    Manifestasi lahiriah agama, upacara-upacara, dan peribadatan yang mempengaruhi mereka yang sederhana dan naif.

         3. Filsafat Moral
            Filsafat moral al-Razi terdapat hanya dalam karyanya: al Tibbal-Ruhani dan al-Shirat al-Falsfiyyah. Ia berpendapat bahwa seorang filosof harus moderat, tidak terlalu menyendiri, tidak terlalu memperturutkan hawa nafsu.
Di dalam filsafat moral terdapat hal-hal berikut:
1.      Ada dua batas dalam hidup ini, batas tertinggi dan batas terendah.
2.      Batas tertinggi adalah batas yang tidak boleh dilampau oleh para filosof, yaitu berpantangan dari kesenangan yang dapat diperoleh hanya dengan melakukan ketakadilan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal.

3.      Sedang batas terendah ialah memakan sesuatu yang tidak membahayakan atau menyebabkan sakit dan memakai pakaian yang cukup untuk melindungi kulitnya, dan sebagaianya.
TUGAS REPORT 4

FILOSOF ISLAM AL-KINDI
Al-kindi merupakan sosok yang tidak asing lagi dikalangan umat islam khususnya. Ia adalah filosof muslim pertama, nama lengkapnya adalah abu yusuf ya`qup ibn ishaq ibn shabbah ibn imran ibn ismail ibn muhammad ibn al-asy`ats ibn qais al-kindi. Ia lahir pada tahun185 H/801 M dan wafat 260 H/873 M. Ia adalah filosof berbangsa Arab dan dipandang sebagai filosof Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Kakeknya, al-Ash’ats ibn Qais, memeluk islam dan dianggap sebagai salah seorang sahabat nabi saw,Ayahnya, Ishaq al-Sabbah, menjadi gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Rasyid. Kufah adalah pusat kebudayaan islam yang cenderung kepada studi-studi aqliah. Disinilah Al-Kindi menghapal al-Quran, mempelajari tata bahasa arab, kesusastraan dan ilmu hitung. Ia juga mempelajari Fiqh dan kalam.
Al-kindi lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan dan filsafat, oleh karena itu ia menguasai bahasa yunani dan syria. Menurut Al-Qifti, sang penulis biografi “al-Kindi menerjemahkan banyak buku filsafat, menjelaskan hal-hal yang pelik, dan menyaripatikan teori-teori canggih filsafat” Namun, kemahsyuran al-kindi tentang pengetahuannya sama dengan kemahsyurannya akan kekikirannya. Keburukan al-kindi ini digambarkan dalam karikatur al-jahiz dalam bukunya Kitab al-Bukhala.
Karya al-kindi berjumlah270 buah yang kebanyakan berupa risalah-risalah pendek.Menurut al-kindi, filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan islam. Filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran. Filosof muslim, percaya bahwa kebenaran jauh berada di atas pengalaman, bahwa kebenaran itu abadi dialam dialami.
Al kindi: “filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filsosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran, dan dalam berpraktek, ialah menyesuaikan dengan kebenarannya.
Al-kindi: “teori dan praktek merupakan awal kebajikan. Masing-masing dibagi menjadi fisika, matematika dan teologi. Praktek dibagi menjadi bimbingan diri, keluarga dan masyarakat.
Ibn Nabatah dari Al-kindi: “ilmu-ilmu filsafat terdiri atas tiga hal, pertama, pengajaran (ta’lim), yaitu matematika yang bersifat mengantar; kedua, ilmu alam, yang bersifat terakhir dan ketiga ilmu agama yang bersifat paling tinggi.
Al-kindi mengarahkan filsafat muslim ke arah kesesuaian antara filsafat dan agama. Filsafat berlandaskan akal pikiran, sedang agama berdasarkan wahyu. Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan antara 3 alasan:
   1.  ilmu agama merupakan bagian dari filsafat
   2. wahyu yang diturunkan kepada nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian
   3. menuntut ilmu, secara logika, diperintahkan dalam agama.
Filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu, dan ini mengandung teologi (al-rububiyyah), ilmu tauhid, etika, dan seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Al-kindi membedakan secara tajam agama dan filsafat dalam risalah “jumlah karya aristoteles”:
1.      kedudukan teologi lebih tinggi dari filsafat
2.      agama merupakan ilmu ilahiah, sedang filsafat merupakan ilmu insani
3.      jalur agama adalah keimanan sedang jalur filsafat adalah akal
4.      pengetahuan nabi diperoleh langsung melalui wahyu, sedangkan pengetahuan filosof diperoleh melalui logika dan pemaparan.
Namun, al-kindi telah membuka pintu bagi penafsiran filosofis terhadap al-quran, sehingga menciptakan persesuaian antara agama dan filsafat dalam karangannya the wordship of primum mobile:
            1. sujud dalam shalat
            2. kepatuhan
            3. perubahan dari ketidaksempurnaan menjadi sempurna
            4. mengikuti aturan secara ikhlas
Kesimpulannya, al-kindi adalah filosof pertama dalam islam yang menyelaraskan antara filsafat dan agama, ia memberikan dua pandangan berbeda yaitu mengikuti jalur ahli logika dan memilsafatkan agama dan memandang agama sebagai ilmu ilahiah dan menempatkannya diatas filsafat.


TUGAS REPORT 3

HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA

v  Dorongan Al-Quran terhadap akal dan pemikiran filsafat
1.         'Aqala bermakna berpikir (45+)
2.         Nazhara bermakna melihat atau menalar (30+)
3.         Tadabbara berarti merenung (2)
4.         Tafakkara berarti berpikir (16+)
5.         Faqiha bermakna mengerti atau paham (16+)
6.         Tazzakkara bermakna mengingat atau mempelajari (44+)
7.         Fahima berarti memahami (1)
8.         Ulul al-bab berarti orang berpikir (beberapa)

v  Filsafat Islam dan Tasawuf
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Asal kata Tasawuf yaitu sufi, yakni sejenis wol kasar yang terbuat dari bulu yang dipakai oleh orang-orang yang hidup sederhana namun, berhati suci dan mulia. Orang yang menggunakan sufi ini adalah Nazrudin Khoja. Ia menggunakan sufi pada saat acara pesta. Pada saat menghadiri pesta, ia diusir oleh tuan rumah karena menggunakan pakaian yg tidak layak untuk menjadi seorang tamu undangan.

v  Perbedaan Antara Filsafat Islam dan Tasawuf
a.        Filsafat memakai akal, logika, dan argumentasi. Sedangkan tasawuf menempuh jalan mujahadah (pengekangan hawa nafsu) dan musyahadah (pandangan batin) bahasa intuisi dan pengalaman batin.
b.       Objek filsafat membahas segala yang ada (al maujudah), sedangkan tasawuf membahas mengenal Allah SWT.
c.       Adanya saling kritik antara kaum sufi dan kaum filosof Islam seperti kritik Al-Ghazali terhadap filsafat dan Ibnu Rusyd terhadap tasawuf.

v  Filsafat Islam dan Ushul Fiqh
Ushul Fiqh adalah ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar hukum islam. Penyusun ilmu, pertama kali adalah Imam Syafi'i dengan bukunya yang berjudul al-Risalat. Dalam menetapkan hukum syariat islam, ushul fiqh menggunakan pemikiran filosofis. Bahkan cenderung mengikuti ilmu logika dengan cara memberikan definisi-definisi terlebih dahulu. Dalam ushul fiqh dikenal dengan konsep ijtihad (usaha mengeluarkan ketentuan hukum dengan akal pikiran), al-ra'y (akal pikiran), al-qiyas ( analogi), 'ilat (sebab).

v  Filsafat Islam dan Sains
Filosof adalah ilmuwan, tetapi tidak setiap ilmuwan itu filosof. Mengapa demikian? Karena filsafat berdiri atas dasar ilmu pasti dan alam. Pada masa peradaban Islam memiliki kejayaan, filsafat, sains, dan agama berpadu menjadi satu. Oleh karena itu, filsafat, sains, dan agama mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pada abad ke-6 H, terjadi terputusnya hubungan filsafat dan sains. Terputusnya hubungan ini diakibatkan karena munculnya baitul hikam yaitu rumah peradaban dan laboratorium. Baitul hikam ini dibakar oleh penjajah Eropa, kemudian mereka menjarah semua buku dan membuangnya ke laut. Filsafat Islam menjadi Filsafat Skolastik. Mengapa demikian? sejarah mengatakan bahwa gereja lebih banyak mengontrol ilmu.

v  Filosof Islam dan Sains
1.    Al- Kindi, ahli ilmu pasti dan ilmu falak (ilmu astronomi).
2.    Ibnu sina, ahli ilmu kedokteran.
3.    Al- Hasan Ibnu Haitam, menemukan ilmu pasti.
4.    Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, bidang kimia.
5.    Abu Raihan Ibnu Ahmad Al- Baruni, ilmu falak.
6.    Muhammad Al- Syarif Al- Idrisi, ilmu bumi alam.
7.    Abu Zakariyya Yahya Ibnu Awwam, bidang pertanian.
8.    Abu Usman Amr Ibnu Bahr Al- Jahiz, ilmu hewan.

v  Filsafat Islam dan Filsafat Yunani
Logika Yunani mempunyai pengaruh yang sangat besar pada alam pikiran Islam di zaman Bani Abbas. Beberapa banyak filosof baik Islam maupun non-Islam terpengaruh oleh pemikiran filosof sebelumnya.
Pada zaman Bani Abbasiyah, yang terkenal adalah Khalifah Al- Makmun, seorang intelektual yang mendirikan akademi Biat al- Hikam. Akademi ini, tidak hanya sebagai tempat penerjemahan namun juga sebagai pusat pengembangan filsafat dan sains.

Dalam era penerjemahan ini, bermacam-macam buku filsafat dalam berbagai bidang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dari bahasa Siryani, Persia, dan Yunani. Dahulu meliputi kerajaan Macedonia, Persia, dan Siria. Dengan adanya era penerjemahan ini umat islam telah mampu menguasai intelektual dari tiga kebudayaan yang tinggi saat itu, Yunani, Persia, dan India. Kemudian para intelektual islam tidak hanya mampu menguasai filsafat dan sains, tetapi juga mengembangkan dan menambahkan hasil observasi ke dalam sains dan hasil pemikiran ke dalam lapangan filsafat.